- Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta maaf karena memakai batik saat memberikan arahan di depan lurah, camat, hingga wali kota se-DKI. Heru mengatakan pakaian dinasnya belum jadi.
"Sengaja hari ini saya bertemu dengan bapak-bapak sekalian. Pertama saya minta maaf pakaiannya saya masih batik Pak Sekda, karena belum jadi," kata Heru di TIM, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (18/10/2022).
Sebagai informasi, Heru memang baru dilantik menjadi Pj Gubernur pada Senin (17/10). Heru mengaku sudah selesai menjahit baju dinas berwarna cokelat, namun warnanya ternyata berbeda dengan baju dinas cokelat pada umumnya.
"Begitu jadi warnanya lain, dari pada di-bully sama Pak Lurah lebih baik saya masih pakai batik. Begitu tadi pagi saya lihat, warnanya beda di kantor jadi saya nggak bisa gunakan baju dinas," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, dalam acara itu, Heru Budi memberikan sejumlah arahan. Salah satunya, Heru Budi meminta jajaran lurah, camat, hingga wali kota tak mengajukan cuti ataupun pergi ke luar kota selama periode ini.
"Hari ini kita memasuki musim hujan. Saya minta kepada seluruh jajaran para walkot untuk tidak mengambil cuti, untuk tidak ke luar kota," kata Heru Budi di lokasi.
Heru mengaku, sejak berkecimpung di bidang kepegawaian, dia tak pernah sekali pun mengajukan cuti. Terkecuali ketika menunaikan ibadah haji pada 2005. Dia yakin jajaran Pemprov DKI yang hadir dalam agenda hari ini turut merasakan hal yang sama.
"Pak Sekda, saya sampai hari ini nggak pernah cuti, dari mulai masuk kepegawaian sampai hari ini tidak pernah cuti, kecuali cuti naik haji 2005. Saya yakin Bapak-bapak sama seperti saya," ujarnya.
Selain lurah dan camat, acara itu dihadiri oleh jajaran wali kota, kepala dinas, asisten Setda DKI Jakarta, hingga Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Marullah Matali.
Heru kemudian menginstruksikan agar lurah, camat, hingga wali kota mengidentifikasi daerah rawan banjir. Sedangkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta diminta merilis imbauan menghindari melintas di jalan tertentu apabila terjadi hujan lebat.
Heru juga mewanti-wanti agar dinas terkait memastikan kesiapan pompa portabel menghadapi bencana banjir. Di samping itu, dia mempertanyakan kepada jajaran wali kota apakah memungkinkan mengimbau warga untuk bekerja di rumah (work from home) apabila di sekitar kawasannya dilanda banjir.
"Kesiapan untuk Dinas Tata Air, mobil portabel dan lain-lain untuk merapat ke posisi-posisi tadi. Saya tidak tahu, Pak Sekda, teman-teman walkot, kepala dinas, apa kita bisa imbau melalui walkot misalnya kalau banjir itu genangan di Pejaten misalnya, Pak Walkot bisa imbau untuk WFH," ucapnya.
sumber: detik