Image description
Image captions

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan akan terus menelusuri keterlibatan sejumlah pihak dalam kasus dugaan korupsi Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Maluku Utara. Kepastian itu diberikan menyusul mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba (AGK) telah tutup usia.

Pendalaman pihak lain masih akan dioptimalkan melalui pihak lain yang sudah dijerat jadi pesakitan, seperti orang kepercayaan AGK, Muhaimin Syarif (MS).

"Terkait dengan perkara-perkara yang ikutan yang ada kita masih menunggu, saya juga sudah sampaikan sebelumnya kita menunggu hasil persidangannya. Karena persidangannya tidak hanya Pak AGK Tapi kan ada juga yang lainnya, ada MS (Muhaimin Syarif) ya," ujar Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu dalam keterangannya, Jumat (21/3/2025).

Untuk diketahui, sejumlah nama sebelumnya disebut terlibat atau memberikan hadiah atau janji terkait pengurusan WIUP.  Diduga salah satunya, Direktur Utama PT Nusa Halmahera Mineral, Romo Nitiyudo Wachjo alias Haji Romo. Selain itu juga disebut istilah 'Blok Medan' yang menyeret nama eks Wali Kota Medan yang kini menjabat Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution atau Bobby Nasution.

KPK memastikan bakal mendalami sejumlah perbuatan rasuah lain atau keterlibatan pihak lain. Namun, upaya itu dilakukan dengan tidak gegabah.  

"MS juga karena saya harus agak hati-hati, Nanti kita akan menunggu hasil persidangannya. Apakah ada perkara lain atau tindak pidana lain diperkaranya AGK," ujar Asep.

Keterlibatan Haji Romo

Diketahui, Haji Romo atau Haji Robert telah beberapa kali diperiksa penyidik KPK. Salah satunya pada Kamis (1/8/2024). Saat itu dari Haji Robert, tim penyidik lembaga antirasuah mendalami dugaan pemberian gratifikasi dan pencucian uang yang dilakukan AGK.

 

Usai diperiksa, Haji Robert enggan menanggapi pertanyaan wartawan soal materi pemeriksaan. "Tanya dia (KPK) bos, puluhan (pertanyaan)," ujar Haji Romo sebelum meninggalkan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.

Bos tambang itu justru melontarkan kata umpatan saat dikonfirmasi awak media soal sosok salah satu tersangka dugaan korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut), Muhaimin Syarif. "Itu orang (Muhaimin Syarif) baj*ngan," cetus Haji Robert.

Namun, Haji Romo enggan membeberkan alasannya menyebut kata-kata umpatan untuk Muhaimin Syarif itu. "Mana gue tau. Loe cek di hasil pengecekan gue di pengadilan. Loe tanya saja KPK, dia lebih tau dari gue bos. Pokoknya KPK kerjanya top gitu saja deh, jago," kata Haji Romo.

KPK sebelumnya menyebut adanya dugaan aliran dana dari sejumlah perusahaan dalam pengurusan izin tambang kepada Abdul Ghani Kasuba. KPK menduga sekitar 37 perusahaan menyuap Abdul Ghani Kasuba melalui Muhaimin Syarif alias Ucu, terkait pengurusan pengusulan penetapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) ke Kementerian ESDM.

Muhaimin Syarif yang merupakan salah satu orang kepercayaan Abdul Ghani Kasuba diduga bertindak sebagai pihak penghubung atau broker pengurusan pengusulan penetapan WIUP. Muhaimin Syarif ditetapkan sebagai tersangka dan dijebloskan KPK ke dalam tahanan pada Rabu (17/7).

Blok Medan

Adapun istilah Blok Medan diduga merupakan kode yang merujuk pada blok tambang di Halmahera Timur, Maluku Utara yang terungkap pada persidangan kasus korupsi Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba (AGK). Istilah itu lalu ditengarai berkaitan dengan Bobby Nasution.

Informasi mengenai Blok Medan itu didalami jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada saksi Kepala Dinas ESDM Maluku Utara Suryanto Andili di Pengadilan Negeri (PN) Ternate, beberapa waktu lalu.

Ihwal istilah 'Blok Medan' awalnya ditanyakan
JPU pada saat Suryanto hadir sebagai saksi. Informasi mengenai hal tersebut awalnya didapatkan saat memeriksa saksi Muhaimin Syarif, yang merupakan orang kepercayaan AGK.

Saat itu, JPU bertanya apakah isitlah itu merujuk kepada orang atau perusahaan. "Apa yang dimaksud dengan Medan? 'Blok itu milik Medan'?," tanya jaksa.

"Di situ yang saya tahu disampaikan itu Bobby," ungkap Suryanto menjawab.

Jaksa lalu mengonfirmasi lebih lanjut pernyataan Suryanto mengenai nama Bobby yang merujuk ke 'Blok Medan' tersebut.

"Bobby Nasution," ujar Suryanto.  

Adapun Bobby dan AGK diakui pernah bertemu pada 2023 lalu. Pertemuan itu berlangsung antara keduanya, juga dihadiri oleh keluarga AGK, Suryanto, serta Muhaimin Syarif.

"Bobby Nasution? Wali Kota Medan maksudnya?," tanya JPU.

"Iya," jawab Suryanto.

sumber: inilah