Image description
Image captions

Para pejabat Amerika Serikat (AS) semakin frustrasi dengan militer dan kepemimpinan Israel atas serangan-serangan yang menargetkan warga sipil di Jalur Gaza. Kekhawatiran Washington atas banyaknya korban sipil di Jalur Gaza terlihat jelas dalam percakapan telepon dan pertemuan dengan Tel Aviv dalam 40 hari terakhir.


Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (21/11/2023), Israel melancarkan serangan tanpa henti, baik lewat udara, darat dan laut, terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober lalu. Sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dilaporkan tewas akibat serangan Hamas tersebut.

Rentetan serangan Israel, menurut otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan sedikitnya 13.300 orang, yang mencakup 5.600 anak dan 3.550 perempuan. Sekitar 31.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan-serangan militer Israel.


Pengeboman yang terus dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza telah memaksa ratusan ribu warga sipil Palestina untuk mengungsi dari rumah masing-masing.

Sejumlah sumber yang memahami diskusi antara para pejabat AS dan Israel merujuk pada komentar terbaru Menteri Luar Negeri (Menlu) Antony Blinken sebagai pertanda bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden tidak lagi sependapat dengan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu soal operasi di Gaza.

Saat berbicara kepada wartawan baru-baru ini, Blinken menyatakan bahwa 'lebih banyak hal' perlu dilakukan untuk melindungi warga sipil di Jalur Gaza. Blinken juga mengkritik Israel soal 'terlalu banyak warga Palestina' yang tewas dalam perang yang berlangsung berminggu-minggu usai serangan 7 Oktober.

Seorang pejabat AS, yang enggan disebut namanya, menuturkan bahwa Blinken telah menyampaikan 'dengan sangat jelas' kepada Israel soal pandangannya, selama dua perjalanan terkini ke Israel.

Kendati demikian, hal tersebut seperti tidak akan secara signifikan mengubah kebijakan atau dukungan Washington terhadap Tel Aviv, seperti yang dituntut sejumlah anggota Partai Demokrat yang beraliran progresif dalam beberapa hari terakhir.

sumber: detik