
Myanmar kini dalam kondisi mengenaskan usai diguncang gempa bermagnitudo (M) 7,7. Bangunan runtuh dan mayat-mayat yang tertimpa rerentuhan mulai membusuk.
Gempa M 7,7 itu terjadi di Sagaing yang terletak dekat kota terbesar kedua Myanmar, Mandalay, pada Jumat (28/3/2025). Gempa tersebut menyebabkan kerusakan parah di Myanmar hingga menyebabkan 1.644 orang tewas.
Selain itu, ada 3.408 orang yang dilaporkan hilang. Pencarian korban terkendala peralatan, kerusakan jalan hingga perang saudara yang terjadi di Myanmar.
Salah satu infrastruktur yang rusak ialah Jembatan Ava yang menghubungkan wilayah Ava dan Sagaing di Mandalay, Myanmar. Jembatan itu ambruk akibat gempa M 7,7.
Dilansir AFP, Minggu (30/3/2025), Jembatan Ava merupakan peninggalan kolonial Inggris yang dibangun 100 tahun lalu. Bagian atas jembatan yang biasanya dilewati kendaraan terlihat roboh dan jatuh ke sungai.
Sementara, tiang-tiang pondasi jembatan masih berdiri di atas sungai besar tersebut. Meski demikian, warga tetap dapat menyeberangi sungai tersebut menggunakan Jembatan Ava Baru yang telah berdiri sejak 2008. Jembatan baru itu terletak tak jauh dari Jembatan Ava peninggalan kolonial Inggris.
Gencatan Senjata Sementara
Parahnya dampak gempa itu telah membuat pejuang antikudeta di Myanmar mengumumkan gencatan senjata parsial selama 2 minggu. Pengumuman ini disampaikan saat militer Myanmar mulai melakukan operasi penyelamatan dan penyaluran bantuan.
"Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) akan menerapkan jeda dua minggu dalam operasi militer ofensif, kecuali untuk tindakan defensif, di daerah yang terkena dampak gempa bumi mulai 30 Maret 2025," kata 'Pemerintah Persatuan Nasional' bayangan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP, Minggu (30/3).
Jabodetabek
Internasional
Hukum
detikX
Kolom
Blak blakan
Pro Kontra
Infografis
Foto
Video
Hoax Or Not
Suara Pembaca
Jateng
Jatim
Jabar
Sulsel
Sumut
Bali
Sumbagsel
Jogja
Indeks
Yang sedang ramai dicari
Loading...
Terakhir yang dicari
Loading...
Hoegeng Awards 2025
Pilkada 2024
detikNews
Internasional
Kondisi Mengenaskan di Myanmar Usai Diguncang Gempa Besar
Haris Fadhil - detikNews
Minggu, 30 Mar 2025 21:03 WIB
Kerusakan di Myanmar akibat gempa (Foto: REUTERS/Stringer)
Naypyidaw -
Myanmar kini dalam kondisi mengenaskan usai diguncang gempa bermagnitudo (M) 7,7. Bangunan runtuh dan mayat-mayat yang tertimpa rerentuhan mulai membusuk.
Gempa M 7,7 itu terjadi di Sagaing yang terletak dekat kota terbesar kedua Myanmar, Mandalay, pada Jumat (28/3/2025). Gempa tersebut menyebabkan kerusakan parah di Myanmar hingga menyebabkan 1.644 orang tewas.
Selain itu, ada 3.408 orang yang dilaporkan hilang. Pencarian korban terkendala peralatan, kerusakan jalan hingga perang saudara yang terjadi di Myanmar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
Pemerintah RI Kirim Tim SAR hingga Bantuan untuk Korban Gempa Myanmar
Salah satu infrastruktur yang rusak ialah Jembatan Ava yang menghubungkan wilayah Ava dan Sagaing di Mandalay, Myanmar. Jembatan itu ambruk akibat gempa M 7,7.
Dilansir AFP, Minggu (30/3/2025), Jembatan Ava merupakan peninggalan kolonial Inggris yang dibangun 100 tahun lalu. Bagian atas jembatan yang biasanya dilewati kendaraan terlihat roboh dan jatuh ke sungai.
ADVERTISEMENT
Sementara, tiang-tiang pondasi jembatan masih berdiri di atas sungai besar tersebut. Meski demikian, warga tetap dapat menyeberangi sungai tersebut menggunakan Jembatan Ava Baru yang telah berdiri sejak 2008. Jembatan baru itu terletak tak jauh dari Jembatan Ava peninggalan kolonial Inggris.
Gencatan Senjata Sementara
Penampakan jembatan sebelum (bawah) dan sesudah (atas) gempa di Myanmar (Foto: AFP/HANDOUT)
Parahnya dampak gempa itu telah membuat pejuang antikudeta di Myanmar mengumumkan gencatan senjata parsial selama 2 minggu. Pengumuman ini disampaikan saat militer Myanmar mulai melakukan operasi penyelamatan dan penyaluran bantuan.
"Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) akan menerapkan jeda dua minggu dalam operasi militer ofensif, kecuali untuk tindakan defensif, di daerah yang terkena dampak gempa bumi mulai 30 Maret 2025," kata 'Pemerintah Persatuan Nasional' bayangan dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP, Minggu (30/3).
Baca juga:
Korban Tewas Gempa M 7,7 di Bangkok Bertambah Jadi 17 Orang, 83 Masih Hilang
Mereka menyatakan akan bekerja sama dengan PBB dan lembaga lain untuk memastikan keamanan, transportasi, serta pendirian kamp penyelamatan dan medis sementara di daerah yang dikuasainya. Kelompok antikudeta telah merebut beberapa wilayah di Myanmar dari pasukan junta militer.
Militer Myanmar telah terlibat dalam perang saudara di berbagai bidang sejak kudeta terhadap pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi pada Februari 2021. Perang ini ditentang oleh PDF dan organisasi etnis bersenjata.
Nanyak di antara kelompok yang anti-junta militer itu telah berperang selama beberapa dekade. 'Pemerintah Persatuan Nasional' sebagian besar terdiri dari anggota parlemen yang digulingkan setelah berusaha mengalahkan junta.
Bau mayat yang membusuk mulai tercium di jalan-jalan Mandalay hari ini. Tim penyelamat dan warga terus bekerja keras membersihkan puing-puing dengan harapan menemukan korban selamat usai dua hari gempa terjadi.
Dilansir Associated Press, Minggu (30/3/2025), tim penyelamat memperkirakan masih banyak orang lainnya terkubur di bawah reruntuhan. Guncangan gempa juga telah merusak infrastruktur seperti bandara kota sehingga menghambat upaya pengiriman bantuan.
Pengiriman bantuan lewat jalur darat juga terhambat jalanan yang rusak, jembatan yang runtuh, komunikasi yang tidak lancar, dan tantangan beroperasi di negara yang sedang perang saudara. Pencarian korban selamat sebagian besar dilakukan penduduk lokal tanpa bantuan alat berat.
Mereka berupaya memindahkan puing-puing dengan tangan dan sekop dalam suhu 41 derajat celcius. Hanya sesekali terlihat ekskavator beroda rantai yang membantu pembersihan.
Gempa susulan berkekuatan M 5,1 pada Minggu sore juga telah memicu teriakan dari orang-orang di jalan. Banyak dari 1,5 juta penduduk Mandalay menghabiskan malam dengan tidur di jalanan usai kehilangan tempat tinggal akibat gempa.
"Yang paling banyak adalah relawan lokal, penduduk lokal yang hanya berusaha menemukan orang yang mereka cintai. Saya juga melihat laporan bahwa sekarang beberapa negara mengirim tim pencarian dan penyelamatan ke Mandalay untuk mendukung upaya tersebut, tetapi rumah sakit benar-benar berjuang untuk mengatasi masuknya orang-orang yang terluka, ada kekurangan pasokan medis, dan orang-orang berjuang untuk menemukan makanan dan air bersih," kata manajer Catholic Relief Services, Cara Bragg, yang berbasis di Yangon usai mendapat laporan dari timnya di Mandalay.
Organisasi tersebut telah mengirim tim melalui jalan darat untuk menilai kebutuhan paling mendesak masyarakat. Dengan rusaknya bandara Mandalay dan runtuhnya menara kontrol di bandara ibu kota Naypyidaw, semua penerbangan komersial ke kota-kota tersebut telah ditutup.
Upaya bantuan resmi di Naypyidaw sejauh ini masih memprioritaskan kantor-kantor pemerintah dan perumahan staf. Penduduk setempat dan kelompok-kelompok bantuan harus menggali reruntuhan dengan tangan di daerah permukiman. Terik matahari menyengat dan bau mayat tercium di udara.