Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mempertanyakan kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkait banjir Jakarta. Menurut dia, pemerintah daerah tidak siap dengan antisipasi dampak hujan.
"Prinsipnya begini, para SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) siap. Hujan lokal aja banjir. (Banjir) bukan limpahan dari daerah-daerah lho. Masih hujan lokal saja banjir," kata Prasetio di Jalan Pangeran Diponegoro, Jakpus, Minggu (23/2/2020).
Dia menerangkan, petugas Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta adalah orang yang paling mengerti persoalan di lapangan. Namun menurut Prasetio, Pemprov DKI tak memaksimalkan kinerja petugas Sudin SDA yang ada.
Dia pun melakukan peninjauan bak kontrol yang ada di kawasan Menteng. Dari peninjauan ini, Prasetio menyebut ada 5 bak kontrol yang tidak bisa dibuka.
Akibat bak kontrol tak bisa dibuka, petugas Sudin SDA tidak bisa turun untuk membersihkan saluran air di bawah trotoar. Karena tidak bisa dibuka, lanjutnya, sampah menumpuk hingga menyebabkan banjir di kawasan Menteng.
Ini kan bukan fitnah. Kotoran sudah 1 karung, ada lagi tuh. Sekarang air di sini pasti bener," ujarnya.
Prasetio pun mengatakan akan meminta komisi D DPRD DKI Jakarta untuk memanggil Sudin SDA DKI Jakarta dan Dinas Bina Marga. Pemanggilan ini ia katakan untuk meminta penjelasan terkait bak kontrol yang tidak bisa dibuka.
"Saya minta ke Ketua komisi D, ini kan sebagai alat bukti (bak kontrol) yang untuk memanggil. Bagaimana si SOP-nya di Bina Marga atau Sumber Daya Air. Ini jangan sampai salah menyalahkan. Ini nyata," sebut dia.
Soroti Pompa Air
Saat ditanya mengenai banjir di RSCM, Prasetio berbicara soal tanggung jawab Anies Baswedan terkait pompa air. Dia menekankan Anies harus bisa mengatur pengendalian pompa air.
"Kalau dia bisa kendalikan pompa air, pompa air tanggung jawabnya 1.000 persen di gubernur, bukan orang lain. Apalagi nanti dia taruh Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) bukan jagonya di situ, repot terus," ujar Prasetio.
Dia menjelaskan Pemprov DKI Jakarta membeli 400 pompa mobile dengan kapasitas 1-6 meter kubik. Namun keberadaan pompa ini dipertanyakan Prasetio sebab, DKI Jakarta masih banjir. Dia pun mencontohkan kawasan Mal Kepala Gading dan Pulomas yang kerap banjir ketika turun hujan.
"Kenyataan kan eggak ada. Kondisinya sampai akhir Maret hujan terus," ucap dia.