Wakil Ketua DPD DKI Partai Gerindra Jakarta, Arief Rahman SH.,MH. mengecam keras tindakan dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando yang memposting foto Gubernur DKI Anies Baswedan dengan tata rias tokoh fiksi Joker.
Arief merasa tersinggung karena foto pemimpin rakyat Jakarta itu diedit dengan riasan Joker dan disebarkan di media sosial. Apalagi, ada narasi-narasi yang mengandung ujaran kebencian dalam posting-an Ade Armando itu.
"Sebagai partai pengusung, kami (Gerindra DKI) mengecam hinaan tak pantas yang dilakukan Ade Armando terhadap Anies," kata Arief, di Jakarta, Sabtu (2/11/2019).
Arief mengatakan, sebagai dosen di kampus Universitas Indonesia (UI), tindakan Ade Armando telah mencoreng almamater kampus.
"Perilaku dia seperti bukan seorang intelektual. Karena terus menerus menebar kebencian dan penghinaan kepada Anies. Nama besar UI tercorang karena ulahnya," sembur Arief.
Arief juga menganggap, serangan Ade Armando kepada Anies ini sebagai ekspresi spontan dari seorang Ahoker "garis keras".
"Dia belum move on, makanya nafsu banget mem-bully dan menghina Anies Baswedan secara terbuka di ruang publik. Karena di Pilgub DKI lalu Anies mengalahkan Ahok," ucap Arief.
Arief melanjutkan, meskipun Anies tidak masalah dengan bully-an, namun jutaan rakyat Jakarta pemilihnya tidak akan terima.
Akibatnya, menurut Arief, ulah Ade Armando dapat berdampak pada keterbelahan di akar rumput.
"Setiap Anies di-bully, beliau mungkin tidak masalah. Saya yakin, kalau Pak Anies tidak akan tersiksa dengan bully-an itu. Tapi saya enggak tau apa yang akan terjadi di akar rumput," ucap Arief.
Arief juga mensinyalir, ada kebencian yang terpendam dalam diri Ade Armando kepada sosok Anies. Mengingat, dia selama ini terkesan memang kerap mencari-cari kesalahan Pemprov DKI hanya untuk menyerang pribadi Anies. Meskipun kesalahan itu dilakukan oleh jajaran pejabat SKPD Pemprov DKI
"Kesalahan Anies sepertinya akan terus dicari. Anies jadi sasarannya. Satu kesalahan, langsung diributkan. Ini sepertinya lebih serius dari sekedar urusan move on," Arief menegaskan.
"Ada semacam narasi yang selalu dibangun untuk menjatuhkan Anies," sambungnya.
Sebab, Arief menambahkan, Ade Armando tidak pernah berkomentar apalagi mengapresiasi saat Anies menerima beberapa penghargaan seperti mendapat WTP dari BPK dua tahun berturut-turut. Sebuah prestasi yang tak pernah ada di era Jokowi, Ahok dan Djarot.
Belum lagi penghargaan-penghargaan lainnya dari sejumlah institusi dan lembaga, baik dalam maupun luar negeri.
"Ini bisa jadi bukti kalau dia menyimpan benci di dalam hati," cetus Arief.
Seperti diketahui, foto yang diunggah di Facebook milik Ade Armando adalah potret Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang merupakan dokumen milik Pemprov DKI atau milik publik, yang diduga diubah menjadi foto seperti (tokoh) Joker.
Sebelumnya, Ade Armando juga telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Anggota DPD RI, Fahira Idris.
Laporan Fahira diterima polisi dengan nomor LP/7057/XI/2019/PMJ/Dit. Reskrimsus, tanggal 1 November 2019. Adapun pasal yang disangkakan terkait larangan mengubah terhadap bentuk dokumen elektronik dan atau informasi elektronik yang tertuang pada Pasal 32 ayat 1 junto Pasal 48 ayat 1 UU RI Nomor 19 tahun 2016 tentang ITE. 0 ts