Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) X Jayapura, Papua masih menyelidiki penemuan amunisi dan magasin di Laut Nabire, Papua Tengah yang diduga akan dikirim ke Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Sebanyak 168 butir amunisi kaliber 5,56 milimeter, 10 amunisi revolver kaliber 38 milimeter spesial dan empat magasin senjata jenis M16 ART 15 dengan kapasitas 20 butir peluru ditemukan oleh Satgas Lantamal X Jayapura dan Lanal Nabire, Rabu (2/10/2024).
Danlantamal X Jayapura Brigjen TNI (Mar) Ludy Prastyono mengatakan saat ini barang bukti tersebut masih berada di Lanal Nabire dan akan di bawah ke Jayapura.
Menurut Ludy, amunisi dan magasin yang ditemukan kemungkinan besar akan ditujukan kepada OPM.
"Potensi penyelundupan amunisi bisa saja terjadi apalagi Nabire merupakan salah satu daerah yang menjadi pintu masuk ke beberapa daerah di wilayah Papua," katanya di Jayapura, Sabtu (5/10/2024).
Dia menjelaskan pihaknya akan terus mengusut siapa pemilik amunisi dan menelusuri produsen amunisi tersebut
"Dan belum tentu ada aparat keamanan yang terlibat, kami sedang mendalami amunisi ini dari mana," ujarnya.
Ludy menambahkan pihaknya akan terus memperketat pengawasan terhadap upaya penyelundupan senjata dan amunisi yang dapat mengancam stabilitas keamanan di Papua.
Sebagai informasi, OPM atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) memang sering mendapatkan pasokan senjata dari beberapa pihak untuk aktivitasnya di Papua. Bahkan beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Australia, dan Rusia diduga menjadi negara pemasok senjata ke kelompok OPM.
Keterkaitan negara-negara tersebut diperkuat dengan jenis senjata dan amunisi yang pernah disita oleh aparat keamanan dari TNI-Polri. Beberapa jenis senjata yang terkait dengan tiga negara tersebut adalah M16 atau biasa disebut AR-15 dikembangkan oleh insinyur Amerika bernama Eugene Stoner dari ArmaLite Inc.