Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan PT Jakarta Propertindo (JakPro) hanya mengelola terkait infrastruktur diTaman Ismail Marzuki (TIM). Kegiatan kesenian di TIM, kata Anies, akan tetap dikelola Dinas Kebudayaan DKI dan Dewan Kesenian Jakarta.
"Pengelolaan pasca revitalisasi. Jadi BUMD ini akan mengelola lingkup infrastruktur dan propertinya. Tapi kegiatan seninya, programnya, aktivitasnya, seni dan budaya, itu diselenggarakannya oleh Dinas Kebudayaan, bersama juga dengan Dewan Kesenian Jakarta," ujar Anies di Komisi X DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/2/2020).
"Jadi kontennya tidak di JakPro, kontennya sama sekali tidak di JakPro. Dan JakPro tidak punya kompetensi, dan tidak punya track record mengelola konten di situ," kata dia.
Anies juga menyatakan rancangan revitalisasi TIM sudah selesai sejak tahun 2008. Revitalisasi TIM saat ini, kata Anies, adalah modifikasi dari rancangan yang ada sejak dulu.
"Rancangan ini sudah selesai tahun 2008. Karena pada waktu itu dilakukan sayembara sudah ada pemenangnya, dan ini yang kita teruskan dengan beberapa modifikasi. Sekaligus mengembalikan TIM ke posisi semula," ungkapnya.
Menurut Anies, bagian yang ikonik di TIM akan tetap dipertahankan. Selain itu, ia mengatakan TIM akan menjadi tempat yang aksesnya terbuka.
"Ada beberapa tempat yang ikonik yang dipertahankan, seperti Planetarium misalnya, itu tetap kita pertahankan. Yang di depan itu nantinya akan terbuka, jadi TIM tidak menjadi satu tempat yang tertutup, tapi justru tempat yang aksesnya terbuka," jelasnya.
Anies sekali lagi menyatakan pembicaraan soal revitalisasi TIM sudah ada sejak 2008. Anies pun menyadari revitalisasi TIM saat ini perlu dijelaskan agar ada pemahaman yang sama di semua pihak.
"Proses ini sudah berjalan, sejak Juli konstruksinya sendiri. Percakapan, pembicaraan, itu sudah sejak 2008. Kami menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang baru, karena itu perlu dijelaskan terus-menerus untuk bisa memiliki pemahaman yang sama," tutur Anies.0 dtk