
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan keseriusannya untuk memerangi mafia penyelundupan yang selama ini menggerogoti perekonomian nasional.
Aksi ini dilakukan setelah ditemukannya indikasi keterlibatan oknum aparat jadi beking dalam praktik penyelundupan barang-barang ilegal yang merugikan negara.
“Kalau sektor riil mau maju, penyelundupan harus saya tutup. Siapa pun yang bermain di situ akan saya tangkap. Sebentar lagi akan ada penangkapan besar-besaran,” ujar Purbaya di Jakarta, Sabtu (16/10/2025).
Ia menegaskan tidak akan ragu menindak siapa pun yang terbukti melindungi bisnis ilegal. “Saya tidak peduli di belakangnya siapa. Di belakang saya, Presiden. Jadi saya tidak takut,” tegasnya.
Purbaya menyebut langkah pembersihan akan dimulai dari sektor-sektor yang selama ini menjadi ladang permainan para mafia impor — rokok, tekstil, dan baja. “Saya akan kejar satu per satu. Tidak boleh ada ruang bagi mereka yang merusak sistem,” katanya.
Menurutnya, kebocoran dari sektor ini sangat besar dan berdampak langsung pada penerimaan negara. Data Kementerian Keuangan menunjukkan, hingga awal Oktober 2025, realisasi pajak baru 62,4 persen dari target Rp2.189,3 triliun. Sementara realisasi bea cukai mencapai 73,4 persen dari target Rp301,59 triliun.
“Kalau kebocoran akibat penyelundupan bisa dihentikan, penerimaan negara akan naik drastis. Itu sebabnya kita mulai bersih-bersih dari dalam,” ujarnya.
Purbaya mengungkapkan telah memanggil sejumlah pejabat Bea Cukai untuk meminta penjelasan soal dugaan keterlibatan aparat dalam meloloskan barang selundupan. Dari pertemuan itu, ia menerima laporan bahwa ada oknum yang melindungi praktik ilegal tersebut.
“Dirjen Bea Cukai saya bintang tiga, tapi kalau yang di belakangnya bintang empat, ya kita laporkan ke Presiden. Tidak ada alasan untuk diam,” katanya.
Langkah tegas Purbaya mendapat dukungan dari banyak pihak yang menilai bersih-bersih di dua direktorat itu sudah mendesak. Kedua lembaga ini merupakan penopang utama pendapatan negara, tetapi selama bertahun-tahun kerap diterpa isu pungli, gratifikasi, dan penyelundupan barang.
Selain memburu oknum di lapangan, Purbaya juga berencana memperkuat sistem pengawasan digital di lingkungan Kementerian Keuangan. “Kita akan pakai sistem yang transparan dan terekam, supaya tidak ada ruang gelap lagi,” ungkapnya.
Ia menegaskan, pembersihan ini bukan sekadar janji politik, melainkan komitmen untuk memperbaiki tata kelola keuangan negara secara menyeluruh. “Saya tidak mau uang negara bocor karena ulah segelintir orang. Ini bukan sekadar reformasi, tapi penyelamatan keuangan negara,” tegasnya.
Kementerian Keuangan dijadwalkan mengumumkan langkah investigasi dan penindakan awal dalam beberapa pekan ke depan. “Pokoknya, siap-siap saja. Saya sudah tahu siapa saja yang bermain,” tutupnya. ***