
TNI Angkatan Udara memberikan penghormatan kepada Marsekal Pertama (Marsda) TNI Fajar Adriyanto dengan kenaikan pangkat anumerta menjadi Marsekal Muda (Marsda).
Kenaikan pangkat ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi dan pengabdian yang telah diberikan oleh Fajar selama bertugas.
Tragisnya kecelakaan pesawat latih Microlight Fixed Wing GT 500 yang menimpa Fajar di kawasan Ciampea, Bogor, Minggu (3/8/2025) meninggalkan kesedihan yang mendalam, baik bagi institusi militer maupun para sahabatnya.
Fajar dikenal sebagai sosok yang rajin dan berprestasi, jenazahnya tiba di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Monyetan, Kota Probolinggo, Senin (4/8/2025) dan dimakamkan di samping pusara ayahnya.
Proses pemakaman dilakukan dengan penuh kehormatan, diiringi oleh belasan mobil dan bendera Merah Putih.
Upacara pemakaman dipimpin oleh Deputi Sarpras, Siskom BNPP Marsda TNI Widyargo Ikoputro sebagai Inspektur Upacara.
Menurut Marsda TNI Widyargo, Fajar adalah sosok yang hangat, dekat dengan keluarga, dan humoris. Mereka memiliki hubungan yang erat dalam dunia penerbangan.
Marsda TNI Widyargo bahkan tak kuasa menahan tangisnya saat mengenang kenangan bersama almarhum.
Mereka sering merakit dan menciptakan pesawat bersama, sehingga kehilangan Fajar sangat dirasakan olehnya.
Fajar adalah salah satu korban dalam insiden pesawat latih Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
Pesawat tersebut jatuh di TPU Astana, Ciampea, Kabupaten Bogor, pada Minggu pagi sekitar pukul 09.19 WIB.
Fajar sedang menjalani misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara bersama co-pilot Roni.
Roni saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Almarhum meninggal dunia pada usia 56 tahun, meninggalkan seorang istri dan dua anak. Kepergian Fajar meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan rekan-rekan di dunia penerbangan