
Kesetiaan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto bukan main-main. Ketimbang Partai Golkar dan NasDem, partai berlambang matahari putih ini dengan tegas menyatakan siap gabung koalisi permanen tanpa batas waktu, alias sepanjang masa.
"Sampai kapan waktu koalisi? PAN akan berkoalisi dengan Gerindra sampai kapan pun, tidak dibatasi waktu pilpres, selalu bersama sepanjang masa, karena adanya persamaan visi dan platform perjuangan," kata Waketum PAN Viva Yoga Mauladi kepada wartawan, Jakarta, Minggu (16/2/2025).
Di sisi lain, lanjut Viva, PAN memandang konsolidasi koalisi akan mewujudkan stabilitas politik. Viva mengatakan partainya menerima tangan terbuka untuk membangun koalisi permanen.
"Penguatan koalisi partai akan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi terciptanya stabilitas politik, menjaga kerekatan kebangsaan dan keberagaman sehingga program-program pemerintah dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian, akan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia, tanpa membedakan suku, agama, keyakinan, adat dan ras, serta kondisi geografis," katanya.
Dua respons berbeda ditunjukkan Partai Golkar dan Partai NasDem, dalam memaknai ajakan koalisi permanen yang ditawarkan oleh Presiden RI sekaligus Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Beringin memastikan tetap solid hingga akhir periode, untuk lanjut periode kedua nanti dulu.
Sekjen Golkar Muhammad Sarmuji mengatakan partainya berpandangan bahwa koalisi permanen itu setidaknya selama periode pemerintahan berjalan. Namun, kata dia, bisa saja koalisi permanen itu berlangsung hingga periode selanjutnya.
"Tetapi koalisi permanen dalam pengertian kami tuh ya setidak-tidaknya itu satu periode penuh. Jadi, jalannya pemerintahan ini jadi stabil. Tetapi karena kita itu adatnya, kebiasaannya itu presiden hampir selalu dua periode, ya bisa saja koalisi permanen itu dimaknai sampai dua periode," katanya kepada wartawan, Minggu (16/2/2025).
Sarmuji menegaskan, Prabowo juga belum mengelaborasi gagasan tersebut termasuk soal kepastian jangka waktunya. "Jadi kan kemarin memang belum dinyatakan oleh Bapak Presiden, koalisi permanen itu maknanya seperti apa," katanya.
Sebelumnya, Ketum Partai NasDem Surya Paloh menanggapi keinginan Prabowo membentuk koalisi permanen. Paloh menyebut usulan itu masih perlu dikaji.
"Satu lemparan usulan yang perlu untuk dikaji ya, saya pikir itu amat memungkinkan," kata Paloh menjawab pertanyaan wartawan setelah menghadiri HUT Partai Gerindra di SICC, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2025).
Ditanya lebih lanjut pandangannya tentang usulan itu, Paloh menjawab diplomatis. Namun dia melempar pertanyaan tentang berapa lama waktu dari arti 'permanen' yang dimaksud Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Kalau bisa permanen baik, tapi permanen sampai berapa waktu, kan pasti ada batas waktu ya. Apakah dua kali pemilu? Tiga kali pemilu? Empat kali pemilu? Lima kali pemilu dan sebagainya ya," tuturnya.