Image description
Image captions

Presiden China Xi Jinping menekankan persatuan, pembangunan, dan kekuatan bagi China ke depan. Itu diungkapkan saat peringatan hari ulang tahun Republik Rakyat China ke-70 tahun.

“Tidak ada kekuatan yang mampu mengguncang fondasi bangsa besar ini,” tegas Xi, dilansir CNN.

Perayaan yang berlangsung di Lapangan Tiananmen, Beijing di mana Mao Zedong mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat China pada 1 Oktober 1949, Xi menambahkan, saat ini sosialis China berdiri di garda depan dunia. “Tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan rakyat China dan bangsa China bergerak ke depan,” katanya di depan ribuan warga China yang mengibarkan bendera.

Pidato Xi lebih menekankan pada nasionalis dan memainkan narasi Partai Komunis untuk jangka panjang. Dia juga bercerita bagaimana China bangkit dari penghinaan selama berabad-abad di bawah kekuasaan Dinasti Qing dan invasi kekuatan kolonial, termasuk Inggris dan Jepang.

Berbicara mengenai demonstrasi di Hong Kong yang telah berlangsung lebih dari tiga bulan, menurut Xi, China harus menekankan strategi satu negara dua sistem dengan pendekatan damai.

“Kita akan tetap mempertahankan stabilitas jangka panjang Hong Kong dan Makao, pembangunan hubungan lintas selat, dan melanjutkan upaya unifikasi sempurna negara ini,” jelasnya.

Beberapa jam setelah pidato Xi, protes pecah di berbagai wilayah di Hong Kong. Ribuan orang bergabung dengan demonstrasi di distrik perbelanjaan Causeway Bay. Polisi menembakkan gas air mata dan membubarkan barikade. Sebelumnya Xi memimpin parade militer besar-besaran di Chang’an Avenue.

China memamerkan kekuatan militer pada parade angkatan bersenjata yang digelar kemarin. Sebanyak 15.000 personel militer China ikut ambil bagian. Sebanyak 580 kendaraan tempur ikut ambil bagian dalam parade dan 160 pesawat tempur ikut meramaikan untuk membentuk formasi.

Parade militer tersebut disambut meriah ribuan warga Beijing yang menonton langsung aksi tersebut. Satu di antaranya Li Meiping, 31. Dia meneteskan air mata kebahagiaan.

“Begitu gantengnya. Kita mencintai kamu. Beijing mencintai kamu,” katanya mengacu kepada para tentara yang berpenampilan gagah.

Li mengungkapkan, tidak ada negara lain yang mampu menggelar parade seperti ini. “Hidup China,” tuturnya seraya mengajak putrinya yang berusia empat tahun, dilansir Reuters.

Sebanyak 30.000 warga Beijing diperbolehkan untuk melihat langsung parade militer. Umumnya mereka membawa bendera berukuran kecil dan merekam dengan ponsel pintarnya.

“Saya sangat tegang,” kata Zhang Huaiqu, siswa berusia 12 tahun.

“Saya mendapatkan pengalaman tentang kekuatan senjata militer China. Pandangan saya kini meluas,” ujarnya.

Para militer tahun ini menjadi momen spesial bagi Presiden Xi untuk meningkatkan patriotisme guna menghadapi tantangan di dalam dan di luar negeri. Maklum, persepsi China di Barat cenderung buruk karena perang dagang dengan AS. Namun, Xi dan Partai Komunis tetap populer di China.

“Mendukung Xi sama juga mendukung China. Siapa yang tidak mendukungnya, maka dia tidak memiliki perasaan patriotik,”kata Gang Meng, 47. Popularitas Xi dikarenakan upayanya untuk memperkuat perlawanan antikorupsi dan meningkatkan dukungan kekuatan militer dan teknologi.

Militer China juga menjadikan kesempatan tersebut untuk memamerkan senjata baru seperti misil balistik interkontinental DF-41 yang mampu menyerang negara mana pun di dunia.

Selain itu, China menunjukkan misil balistik DF-17 dengan kekuatan kendaraan hipersonik dengan sistem Rusia, misil antikapal selama, antipesawat, dan antikapal. Itu sebagai bukti bahwa China memiliki sistem pertahanan yang canggih.

Menurut peneliti senior dan analis militer dari Carnegie Tsinghua Center, Tong Zhao, untuk pertama kalinya China memamerkan DF-41. Itu dianggap sebagai senjata paling kuat di dunia.

“Itu memiliki kapasitas peluncuran yang besar karena bisa meluncurkan rudal jarak jauh. Hulu ledak yang dipasang bisa mencapai 10,” kata Tong.

Beijing sangat berharap parade militer tersebut bisa memperkuat citra dan persatuan bangsa.

“Itu menunjukkan bagaimana kemajuan yang telah diraih dan perbedaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. China memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri. Mereka ingin diperlakukan sama dengan kekuatan lain,” ucap Tong.

Parade ini memang didesain untuk menunjukkan kemampuan Presiden Xi, pemimpin terkuat China selain Mao.

“Parade ini menunjukkan dia sebagai pemimpin puncak China yang dicintai masyarakatnya,” katanya. Di tengah berbagai tantangan luar negeri, kata Tong, Xi justru mampu mendapatkan dukungan publik yang luas.

Sementara itu, peningkatan belanja militer China telah meningkat sejak Presiden Xi Jinping mengumumkan reformasi besar-besaran pada 2015. Dalam 10 tahun terakhir, anggaran pertahanan meningkat sedikitnya 10% setiap tahun. Kini anggaran militer China mencapai USD168,2 miliar atau kedua terbesar di dunia.

China juga menjadi investor pertahanan terbesar di Asia. Pada 2018 China membelanjakan USD56,1 miliar dalam belanja senjata serta riset dan pengembangan pertahanan, lebih dari 33% dari total anggaran pertahanan. China mengatakan mereka sedang membangun "militer yang kuat" untuk menyamai posisinya di dunia internasional sekaligus mempersempit jurang antara militer-militer negara kuat.

China masih menghadapi musuh bebuyutan yakni Taiwan. China memandang Taiwan adalah satu di antara provinsinya yang suatu hari akan dikembalikan ke dalam kekuasaan Beijing-dengan kekuatan jika diperlukan. Kemudian, China juga menunjukkan niatnya melindungi kepentingan-kepentingan utamanya, termasuk klaim wilayah di Laut China Selatan.

“Kemampuan militer China masih jauh tertinggal untuk bisa mencapai kemampuan militer yang dimiliki AS,” kata Alexander Neill, peneliti senior Shangri-La Dialogue di bidang keamanan Asia Pasifik, pada International Institute for Strategic Studies, dilansir BBC.

Pesan intinya adalah militer China benar-benar beralih ke era baru-eranya Xi Jinping.

Bagaimanapun, meski parade militer yang megah dapat menampilkan besaran investasi militer China, parade itu tidak bisa memperlihatkan kemampuan militer China secara keseluruhan.

“China perlu memperbaiki struktur gaji militernya serta mengintegrasikan sistem pelatihan dan logistik,”kata Neil.

Dia menambahkan, agenda militer China nan ambisius melibatkan perbaikan struktur komando dan pasukan yang komprehensif dan mahal.

“Meski kecanggihan persenjataan China akan diparadekan, China masih puluhan tahun tertinggal untuk bisa menyamai kemampuan militer mirip AS,” paparnya. 0