Image description
Image captions

Mantan ajudan Presiden RI ke-3 almarhum Bacharuddin Jusuf Habibie, TB Hasanuddin, mengenang kembali saat ia mendampingi BJ Habibie. 
Saat menjadi ajudan, cerita TB Hasanuddin, awalnya ia tidak percaya akan menjadi ajudan orang nomor satu di Indonesia. Pada awalnya, ia menjadi ajudan Tri Sutrisno. 

Begitu Tri berakhir, ia pikir karirnya selesai. Ternyata tidak. Ia terus diminta Habibie mendampingi sampai menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto pada Mei 1998.

“Saya menaruh rasa hormat. Beliau orang yang tegar. Banyak orang mengatakan Beliau bukan politikus justru di atas politikus. Beliau negarawan sejati,” kata TB, di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis 11 September 2019.

Dia sempat mengenang, ketika ada ancaman pembunuhan terhadap Habibie. Saat itu, laporan masuk dari kepala Bakin atau yang sekarang dikenal dengan BIN. 

“(Kabin) Menyampaikan Hasanuddin ada pasukan liar. Saya koordinasi pengamananan diperkuat,” kenang TB Hasanuddin. 

Saat itu, sebagai ajudan, ia harus mengawal apa pun yang terjadi. Maka TB yang kini Politikus PDI Perjuangan itu harus tidur di kamar Habibie namun dia menggelar alas tidur di lantai.

“Saya tidur pakai training yang ada pistolnya,” katanya. 

Habibie sempat menanyakan, kenapa TB Hasanuddin tidur di kamarnya. Ia hanya menjelaskan, agar Habibie tetap tenang dan nyaman.

Habibie menurut dia, tetap tenang meskipun dengan infornasi dari intelijen yang mengancam nyawanya. Bahkan usai kabar pasukan liar itu, TB Hasanuddin mengatakan ia juga mendapat kabar dari BIN ada yang ingin meracuni. 

“Kabin juga menyampaikan ada rencana meracun. Kami konsinyirkan kawal yang belanja. alhamdulilah ternyata tidak,” kenangnya. 

Yang memasak makanan, sampai memberi tahu Habibie bahwa makanan agak siang karena harus dicek. Namun Habibie tetap tegar, tidak panik. Meski dalam beberapa waktu kemudian, kabar itu ternyata tidak benar. 

“Beliau tetap tegar bahwa hidup ini milik Allah. Beliau kuat ibadah Senin Kamis setahu saya seumur hidup,” katanya. 0 vv