Image description
Image captions

Panglima TNI menyebut 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam telah gugur. Salah satunya adalah Kapten Laut (E) Yohanes Heri Santoso asal Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

 

 

Heri berasal dari Dusun Ngadipuro III, Desa Ngadipuro, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Orang tua Heri, FX Kuntoro, dan kakaknya telah berangkat menuju Surabaya pada Kamis (22/4) lalu.

 

 

Keluarga yang tinggal di lereng Gunung Merapi ini menerima kabar KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu (21/4). Saat itu, istri Heri yang menelepon keluarga di Magelang dan mengabarkan KRI Nanggala-402 hilang kontak. Kemudian Kamis (22/4) perwakilan keluarga di Magelang berangkat ke Surabaya.

 

"Dikabari, Rabu (21/4) sore. Kamis (22/4), bapak sama istri saya ke Surabaya. Informasi saat itu cuma hilang kontak," kata kakak ipar Yohanes Heri, Agus Heri Lestiyono, saat ditemui di rumahnya, Senin (26/4/2021).

 

Setelah itu, keluarga di Magelang terus memantau perkembangan informasi KRI Nanggala-402 melalui televisi. Termasuk saat Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan KRI Nanggala-402 tenggelam dan awak kapal gugur pada Minggu (25/4) kemarin.

 

"Setelah itu (keterangan Panglima TNI), keluarga langsung syok," ujar Agus yang matanya berkaca-kaca, itu.

 

Menurutnya, Heri menikah dengan Listiyani yang sekarang tinggal di salah satu perumahan di Sidoarjo, Jawa Timur. Keluarga Heri terakhir balik ke Magelang pada Natal 2020.

 

"Terakhir pulang Desember, Natalan di sini. Satu tahun dua kali (pulang), Natal sama Lebaran. Lebaran besok mau pulang, sudah ada rencana ke sini," tuturnya.

 

 

Sementara itu, Kepala Desa Ngadipuro, Agus Iwan, mengaku mempunyai kenangan tersendiri dengan Yohanes Heri. Korban yang sempat pulang pada Natal 2020 tersebut memberikan kenang-kenangan berupa topi bergambar KRI Nanggala-402.

 

"Terakhir Natal kemarin pulang tanggal 23 Desember 2020 dan mau pulang sempat memberi topi Angkatan Laut gambar kapal KRI Nanggala-402 itu," kata Agus.

 

Agus menuturkan, almarhum merupakan sosok yang baik dan tidak membeda-bedakan dalam bergaul.

 

"Sejak kecil anak itu dekat sama saya, satu keluarga dekat sama saya, tapi dia itu dekatnya lebih. Pribadinya sangat baik, familiar, suka bergotong royong dulu waktu kecil, tidak canggung-canggung bermain dengan siapapun, tidak membeda-bedakan anak tentara," ujarnya.

 

Dalam kesempatan yang sama, Dandim 0705/Magelang Letkol Arm Rohmadi mengatakan pihaknya berkunjung ke rumah orang tua Heri sebagai wujud simpati kepada keluarga.

 

"Ada korban kapal selam tenggelam Nanggala ada Kapten Yohanes yang kebetulan rumahnya di sini, orang tuanya asli sini, ikut dalam musibah. Kami selaku Kodim dan keluarga besar Kodim, intinya ikut prihatin, ikut berduka cita," kata Rohmadi.

 

"Kita tidak bisa berbuat apa-apa hanya mendoakan, kemudian keluarga yang ditinggalkan mendapat kesabaran, ketabahan dalam menghadapi setiap cobaan," pungkasnya.