Image description
Image captions

Kepengurusan Partai Demokrat di era Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mayoritas diisi oleh anak-anak muda. Mereka tidak mempunyai beban masa lalu.

 

 

"Sehingga jangan coba-coba Demokrat ditekan-tekan atau diganggu, karena pasti kita akan melawan," kata anggota Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Anis Fauzan, yang dikutip Kantor Berita RMOLJakarta dari akun Facebook pribadinya, Selasa (2/2).

 

 

Anis mengungkapkan, lazimnya kaum muda, partai berlambang bintang mercy ini sedang menata masa depan bersama untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

 

Karenanya Anis menegaskan, kader Demokrat akan melakukan perlawanan sekuat tenaga apabila ada pihak yang berupaya mengambil alih kepemimpinan partai dengan cara-cara yang inkonstitusional.

 

"Ada upaya kudeta kepemimpinan kami, bisa pastikan kami akan berdiri tegak melawan itu semua," tegas Anis.

 

Melalui konferensi pers pada Senin kemarin (1/2), Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyebut ada gerakan upaya kudeta di partai yang dipimpinnya.

 

Dijelaskan AHY, upaya paksa pengambilalihan pimpinan Partai Demokrat ini dilakukan oleh lima orang.

 

Yaitu satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah diberhentikan tidak hormat karena korupsi pada 9 tahun lalu, satu mantan kader yang keluar 3 tahun lalu, dan satu nonkader partai yang juga seorang pejabat tinggi pemerintah.

 

Dia hanya memberikan kriteria oknum kader dan mantan kader dan orang dekat Presiden Joko Widodo.

 

Setelah beberapa jam memberi pernyataan kepada media, petinggi Demokrat kemudian menyebutkan bahwa lingkaran Jokowi yang menjadi dalang kudeta adalah Kepala Staf Kepresidean (KSP) Moeldoko.

 

Moeldoko pun akhirnya merespons tuduhan terbuka pihak Demokrat.

 

Namun, mantan Panglima TNI di akhir kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu tidak membantah secara tegas. Ia hanya meminta gerakan itu tidak dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo.

 

Ia menjelaskan bahwa sebagai mantan Panglima, kerap menerima berbagai elemen masyarakat dengan berbagai latar belakang.

 

Moeldoko bahkan secara terbuka meminta AHY dan petinggi Demokrat untuk tidak terbawa perasaan dengan wacana pengambilalihan kepemimpinan di Partai Demokrat.

 

Mantan KSAD itu juga mengatakan, isu kudeta kepemimpinan AHY terasa aneh. Biasanya, kata Moeldoko kudeta mencuat dari internal bukan dari luar partai.