

Seiring merebaknya wabah virus Corona di penjuru dunia, sejumlah perlakukan diskriminatif pun dialami warga keturunan Cina di berbagai negara. Lewat platform media sosial, mereka pun bereaksi. Hingga kini, virus Corona yang awalnya muncul di kota Wuhan, Cina, telah menjangkiti hampir 7.700 orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 170.
Di Perancis, misalnya para pengguna Twitter ramai mencuit dengan menggunakan tagar #JeNeSuisPasUnVirus yang artinya “Saya bukan virus”. Ini adalah protes mereka terhadap sikap prasangka dan diskriminasi terhadap warga keturunan Cina.
Lou Chengwang yang tinggal di Perancis menulis: ‘Saya orang Cina, tetapi saya bukan virus! Saya tahu semua orang takut terhadap virus itu tetapi tolong jangan prejudice.” Cuitan Lou juga dilengkapi dengan gambar dirinya memegang kertas bertulis #JeNeSuisPasUnVirus.
Netizen lain dengan tagar yang sama memprotes sikap-sikap diskriminatif terhadap orang Cina. Pengguna Twitter bernama Sandy yang juga tinggal di Paris, mem-posting: ‘Saya orang Perancis keturunan Asia, Saya tidak pernah menjejakkan kaki ke Cina, Saya bukan virus. Jadi hentikan sikap dan perilaku rasial anti-Asia. Lagipula kita semua adalah manusia. Terima kasih.”
Sebuah cuitan lain bahkan menyoroti kejadian di sebuah restoran di Jepang dimana seorang perempuan Cina diusir keluar restoran. Sang pelayan meneriakkan kata,’Cina Keluar!’. Rekaman audio atas kejadian tersebut disebar di Weibo oleh seorang reporter televisi Phoenix yang berbasis di Hong Kong. Dalam unggahan tersebut, ada juga rekaman percakapan seorang pelanggan yang menelepon restoran, lalu dijawab seorang perempuan yang mengatakan mereka menolak melayani pelanggan dari CIna dan Asia Tenggara karena pemiliknya takut wabah virus Corona.
“Jika pemilik restoran ini terkena virus lalu meninggal, siapa yang akan bertanggung jawab?” kata perempuan tersebut.
Sementara itu di Sri Lanka, pengguna Twitter lain mengunggah foto yang diambil dari sebuah restoran. Di depan pintu rumah makan tersebut ada peringatan tulisan: “Untuk sementara kami tidak melayani warga negara Cina.”