Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan sebagai tersangka dugaan suap terkait pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI terpilih periode lima tahun ke depan, yakni tahun 2019-2024.
Selain Wahyu, KPK juga menetapkan mantan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Agustiani Tio Fridelina, yang merupakan orang ?kepercayaan Wahyu Setiawan, sebagai tersangka.
Mereka diduga melanggar Pasal 12 ayat 1 huruf a atau b atau Pasal 11 UU Pemberantasan Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
"WSE (Wahyu Setiawan) dan ATF (Agustiani Tio Fridelina?) diduga sebagai penerima (suap)," kata Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar, Kamis, 9 Januari 2020, dikutip dari VIVAnews.
KPK juga menetapkan tersangka pemberi suap, yakni Caleg PDIP Dapil Sumsel I Harun Masiku? dan pihak swasta, Saeful. Harun dan Saeful dijerat dengan Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b Pasal 13 UU Pemberantasan Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Pihak terkait diminta serahkan diri
Dalam perkara ini, lembaga antirasuah berhasil menyita Rp400 juta dalam bentuk mata uang dolar Singapura, yang diduga merupakan uang suap. KPK sebelumnya mengamankan delapan orang dalam operasi tangkap tangan (OTT) pada Rabu, 8 Januari 2020, namun Harun tidak termasuk yang diamankan.
Sementara KPK meminta pihak lainnya yang terkait perkara untuk menyerahkan diri ke KPK dan bersikap kooperatif. Lili pun menyebut bahwa pihaknya akan memeriksa sejumlah pihak tersebut. Salah satunya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
"Soal manggil pihak-pihak terkait yang disebut, misalnya seperti Pak Hasto (Kristiyanto) ini kembali ke penyidikan. Tapi mungkin tidak saja hanya kepada Hasto tapi mungkin kepada pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan pengembangan perkara ini pasti juga ada panggilan-panggilan," tuturnya.
Selain itu, tim penyidik KPK juga akan mendalami sumber uang suap yang diberikan kepada Wahyu. Komisioner KPU itu diduga meminta uang sebesar Rp900 juta untuk membantu mengurus PAW caleg PDIP. Dan pada pertengahan Desember 2019 terjadi penyerahan uang senilai Rp200 juta dari Harun kepada Wahyu lewat Agustiani.
"WSE (Wahyu Setiawan) menerima uang dari ATF (Agustiani) sebesar Rp200 juta di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan. Kemudian ?HAR (Harun) memberikan uang pada SAE (Saeful) sebesar Rp850 juta melalui salah? seorang staf di DPP PDIP," kata Lili.
Dari Rp450 juta yang diterima Agustiani, senilai Rp400 juta merupakan suap untuk Wahyu Setiawan. Waktu OTT, uang itu masih disimpan oleh Agustiani.
Sementara itu Ketua KPU Arief Budiman menyatakan KPU akan segera menggelar sidang pleno membahas masalah dan status Wahyu Setiawan yang telah menjadi tersangka penerima suap. Wahyu akan diberhentikan jika kasusnya masuk pengadilan.
"Kalau dia ditetapkan menjadi terdakwa, maka dia akan diberhentikan sementara," ujar Arief.
Mengenai pengganti Wahyu, maka sesuai dengan regulasi yang berlaku, Wahyu bisa dicarikan penggantinya jika sudah berkekuatan hukum tetap atau inkracht. 0