Image description
Image captions

Koordinator Koalisi Kader Partai Golkar (KKGP) Ahmad Yani Panjaitan menuding PDI Perjuangan dalang di balik survei Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang menempatkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu tokoh terkorup. Sebab, belakangan partai berlambang banteng itu kerap menyerang Jokowi dengan berbagai kasus korupsi.

Menurutnya, PDIP sengaja menggulirkan fitnah tersebut karena di era kepemimpinan Jokowi, banyak kasus korupsi yang diduga kuat melibatkan kader-kader PDIP. Misalnya, kasus BTS Bhakti Kominfo hingga judi online di internal Kemkomdigi.

"Wajar jika kita menduga kuat hasil OCCRP ini adalah pesanan dari PDIP yang berupaya mendiskreditkan dan mengkambinghitamkan Jokowi demi untuk menutupi dugaan kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh oknum-oknum partai penguasa 2014-2024 tersebut," ujar Yani dalam keterangannya, dikutip Kamis (2/1/2025).

Selain itu, kemunculan survei OCCRP mirip dengan cara PDIP menuding Presiden Prabowo Subianto tak pro rakyat dengan menyetujui kenaikan PPN menjadi 12 persen. Padahal, kebijakan itu merupakan amanat UU HPP yang diinisiasi oleh Fraksi PDIP di DPR RI.

"Saya menduga, case ini hampir mirip dengan UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang PPN, yang awalinya dimotori oleh PDIP, sehingga PPN jadi naik menjadi 12 persen, tapi yang dikambinghitamkan pemerintahan Prabowo," ucapnya.

Koordinator Koalisi 40 Ormas/Pemuda untuk Jokowi atau KOPI JOKJA itu menegaskan, hasil survei OCCRP yang menyebut Jokowi sebagai salah satu politisi terkorup merupakan fitnah dan propaganda.

Sebab menurutnya, data yang ditampilkan tidak akurat dan tak adanya bukti yang valid.

"Sampai detik ini belum ada satu laporan dan dakwaan yang masuk ke penyidik KPK atau Kejaksaan Agung yang melaporkan dugaan korupsi yang dilakukan Jokowi, tapi mengapa OCCRP bisa membuat rilis tersebut," katanya.

Sebelumnya, Jokowi mendapatkan nominasi sebagai salah satu tokoh dunia paling korup 2024 versi OCCRP.

Dikutip dari publikasi yang diterbitkan di situs resmi OCCRP, selain Jokowi, beberapa nama yang disebutkan di antaranya Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasin, dan pebisnis India Gautam Adani.

Menanggapu survei itu, Jokowi justru mempertanyakan bahkan menantang balik untuk membuktikan dirinya terlibat korupsi.

"Terkorup? Terkorup apa? Yang dikorupsi apa? Ya buktikan, apa?" katanya di Solo, Jawa Tengah, Selasa (31/12/2024).

Menurut dia, saat ini banyak fitnah yang datang kepada dirinya.

"Sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan?" ujar Jokowi.

Disinggung soal adanya muatan politis dibalik nominasi pimpinan terkorup, ia melemparkan tawa terhadap wartawan. "Ya ditanyakan saja. Orang bisa pakai kendaraan apapun lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai," katanya.

 

 

 

Sumber: era