Kepala Dinas Kebudayaan Jakarta, Iwan Henry Wardhana turut diperiksa aparat Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jakarta karena diduga terlibat korupsi.
Dinas yang dipimpinnya disinyalir menyelewengkan uang daerah sampai Rp 150 miliar dengan cara mencairkan dana dari kegiatan fiktif.
12 jam lebih aparat Kejati Jakarta menggeledah kantor Dinas Kebudayaan Jakarta di Jalan Gatot SUbroto, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan dan empat lokasi lainnya.
Petugas menyita ratusan stempel palsu yang diduga menjadi alat laporan pertanggungjawaban kegiatan fiktif.
Iwan Henry Wardhana pun dinonaktifkan dari jabatan kepala dinasnya per hari ini, Kamis (19/12/2024).
Berikut rangkuman profil Iwan Henry Wardhana yang ternyata diangkat menjadi Kepala DInas Kebudayaan oleh Anies Baswedan.
Profil Iwan Henry Wardhana
Iwan Hendry Wardhana adalah aparatur sipil negara (ASN) yang sudah bekerja di Jakarta sejak 30 tahun silam.
Ia memiliki rekam jejak karir panjang, dari mulai staf kelurahan, hingga kini bisa menjabat kepala dinas.
Ia dilantik menjadi Kepala Dinas Kebudayaan Jakarta, 2020 silam.
Sebagai informasi, Dinas Kebudayaan pertama kali diadakan pada 2020 saat era kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan.
Anies memecah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menjadi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Dinas Kebudayaan.
Anies pula yang mengangkat Iwan Henry Wardhana sebagai kepala dinas pertama Dinas Kebuyaan Jakarta tersebut.
Sejak dilantik pada Januari 2020 lalu, pria yang kini berusia 48 tahun itu tak tergantikan hingga kini.
Secara pendidikan, Iwan lulusan S1 jurusan Ekonomi Universitas Trisakti pada 1998.
Setelahnya ia mendapat gelar Master in Urban Development dari Universitas Indonesia pada 2004.
Ia juga mengambil jurusan Doctoral Programme School of Strategic and Global Studies di University of Indonesia pada tahun 2020 hingga sekarang.
"Saya lulusan sarjana ekonomi S1. Saya kemudian melanjutkan S2 di Urban Development Studies atau kajian pengembangan perkotaan yang lebih mengedepankan konsep sosiologis. Perjalanannya cukup banyak tapi latar belakang keilmuan saya gak di kebudayaan saja," kata Iwan kepada TribunJakarta.com, pada Rabu (5/2/2020) silam.
Iwan bercerita sejarah karirnya di Jakarta yang dimulai dari staf Kelurhaan Jati, Jakarta Timur tahun 1994.
Ketika itu, ia baru berusia sekitar 18 tahun dan telah 1 tahun lulus dari Sekolah Menengah Atas.
"Tahun 94 saya melamar di Pemprov DKI itu sebagai Staff Tata Usaha di Kelurahan. Itu sedih banget, jadi kalau ditanya gimana ya dari Staff Tata Usaha dulu sampai sekarang baru jadi Kepala Dinas, nah itu baru bisa dicapai di usia 44 tahun ini," kata dia.
Pada usia 18 tahun, ia sudah mulai bekerja sebagai staff di kelurahan Jati. Ketika itu, ia juga menyambi waktunya dalam mencari uang sambil mengenyam pendidikan perkuliahan.
"Saya sempat magang di Jepang, itu di Tokyo pada 2007. Jadi saya bekerja dengan keras, belajar dengan keras juga," bebernya.
Bertahun-tahun bekerja sebagai Staff Tata Usaha, ia akhirnya memperoleh pekerjaan yang lebih baik di era tahun 2000an.
Ia menjabat sebagai Kepala Penyusunan Program di Dinas Kebersihan DKI Jakarta sejak 2007 hingga 2012.
Suami Citra Wardhana itu juga sempat bekerja di Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH dan KLN) pada tahun 2015 silam.
"Dari situ barulah saya ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan sebagai Kepala Bidang perpustaakaan, abis itu sempet jadi kasudin perpustakaan dan kearsipan selatan juga. Nah setelah 2017 saya jadi Kasudin Parbud Jakarta Timir sampai dengan akhir tahun kemarin. 8 Januari jadi Kepala Dinas," ungkapnya.
26 tahun mengabdi untuk Pemprov DKI Jakarta, Iwan akhirnya bisa menduduki jabatan sebagai Kepala Dinas tahun ini.
Meskipun tak mudah, ia mengaku banyak sekali tantangan yang dilewati sepanjang dirinya berkarir di Pemprov Jakarta.
Apalagi, ia juga harus bekerja sejak dirinya masih kuliah. Punya keinginan kuat, ia pun mengaku tak percaya pada keberuntungan.
Menurut Iwan, segalanya bisa dicapai jika ia memiliki tekat kuat serta usaha yang total.
Ia pun mengaku sempat mengalami kenaikan pangkat istimewa sebanyak empat kali sejak dirinya menjadi pegawai Pemprov DKI Jakarta.
"Saat saya tahu saya diterima di Pemprov DKI, artinya saya akan kuliah dan bekerja. Saya pikir saya akan hidup sebagai PNS. Saya tahu saya akan mengabdikan hidup saya di Pemprov, yaudah saya bekerja baik disitu karena ini akan jadi pengabdian yang luar biasa," cerita Iwan.
"Dari SMA saya sudah cari kerja dari bawah sekali, hidupnya juga lumayan prihatin. Gak pernah nyerah, prinsip hidup saya gak pernah percaya kebetulan atau keberuntungan saya gak percaya itu. Kalai dimudahkan oke, tapi kalau keberuntungan saya rasa engga karena saya melakukan itu dengan usaha," kata dia.
"Saya mengalami empat kali kenaikan pangkat istimewa jadi saya pikir kalau saya gak ikut seleksi kemarin ya pangkat saya mentok. Jadi saya ikut seleksi itu alhamdulillah dapat mandat itu," pungkasnya.
sumber: tribunnewsjakarta