Putusan Partai Nasdem dengan mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024 dipandang sebagian pihak sebagai tindakan yang tidak tepat secara etika politik. Terlebih Nasdem saat ini masih menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Menurut pandangan Ketua bidang politik Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Repdem, Simson Simanjuntak, tindakan Partai Nasdem yang mendeklarasikan calon presiden pada saat sekarang ini sangat menabrak etika dan fatsun politik.
“Sikap Partai Nasdem itu sangat tidak pantas dan tidak patut dikeluarkan saat ini, mengingat pemilu masih dua tahun lagi dan pemerintah saat ini pun sedang fokus mengendalikan kondisi kesulitan rakyat dan bangsa akibat krisis ekonomi yang melanda dunia,” kata Simson dalam keterangan tertulisnya, sebagaimana dilansir Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (4/10).
Aktivis 98 ini menegaskan, seharusnya Nasdem fokus dalam membantu kerja-kerja pemerintahan Presiden Jokowi untuk mengatasi keadaan bangsa ini, bukan malah sibuk bermanuver politik.
“Nasdem kan bagian dari koalisi pemerintah, secara etika politik tidak pantas Nasdem nyelonong di tengah kondisi pemerintah lagi fokus seperti saat ini,” tegasnya.
Untuk itu, Simson menyarankan sebaiknya Partai Nasdem keluar dari koalisi pemerintah. Termasuk menarik kader-kadernya yang saat ini ada di Kabinet Jokowi-Maruf.
“Secara etika, Nasdem sudah seharusnya keluar dari kabinet pemerintahan Jokowi-Maruf untuk menghindari politik dua kaki yang pasti akan mengganggu konsentrasi kerja pemerintah dalam mengurus negara dan bangsa," ucapnya.
"Sebaiknya Nasdem fokus saja mengurus pemenangan Anies untuk menjadi calon Presiden RI di pemiluP2024 nanti. Itu mungkin lebih baik buat Nasdem dan soliditas partai koalisi pemerintah,” tutup Simon.
Partai Nasdem resmi mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai bakal calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pilpres 2024. Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh di Nasdem Tower, Senin (3/10).