Partai Demokrat merasa bersyukur bahwa Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk kategori calon presiden (capres) di 2024 pilihan anak muda, berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia.
Padahal, AHY bukanlah pejabat publik seperti tokoh-tokoh lain yang juga masuk radar capres pilihan anak muda dalam hasil survei tersebut.
"Kami bersyukur Ketum AHY mendapatkan tempat di hati pemilih anak muda. Meskipun bukan pejabat publik, namun kerja-kerja politiknya sudah bisa dinilai," ujar Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution di Jakarta, sebagaimana dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (22/3).
Menurut Syahrial, hasil survei Indikator Politik Indonesia tersebut semakin menunjukkan betapa AHY sangat diharapkan sebagai calon pemimpin masa depan.
Ketimbang Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, yang tengah berupaya merebut Partai Demokrat, justru namanya tidak muncul dalam hasil survei.
"Kehadiran AHY di peta perpolitikan nasional sebagai calon pemimpin masa depan makin terasa. Manakala KSP Moeldoko yang tengah berusaha mengkudeta Partai Demokrat sama sekali tidak muncul dalam komposisi hasil survei tersebut," lanjut Syahrial.
Atas dasar itu, Syahrial menyebut pihak-pihak yang mengelu-elukan Moeldoko sebagai Ketua Umum hasil gerakan yang diklaim sebagai Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat itu sangat menyedihkan.
"Sangat menyedihkan bagi kawan-kawan pendukung KLB abal-abal apabila masih meyakini Moeldoko akan diterima sebagai calon pemimpin masa depan," tuturnya.
"Hasil survei Indikator Politik tersebut membuktikan bahwa nama Moeldoko tidak memberikan harapan. Makanya dia tidak mendapat tempat di hati para pemilih anak muda," demikian Syahrial.
Indikator Politik Indonesia sebelumnya merilis hasil survei terkait calon presiden pilihan anak muda Indonesia.
Hasil survei itu memunculkan 17 tokoh sebagai berikut:
1. Anies Baswedan (15,2 persen)
2. Ganjar Pranowo (13,7 persen)
3. Ridwan kamil (10,2 persen)
4. Sandiaga Uno (9,8 persen)
5. Prabowo Subianto (9,5 persen)
6. Agus Harimurti Yudhoyono (4,1 persen)
7. Erick Thohir (1,5 persen)
8. Tito Karnavian (1,2 persen)
9. Puan Maharani (1,1 persen)
10. Gatot Nurmantyo (0,8 persen)
11. Khofifah Indar Parawansa (0,7 persen)
12. Maruf Amin (0,4 persen)
13. Budi Gunawan (0,4 persen)
14. Bambang Soesatyo (0,4 persen)
15. Airlangga Hartarto (0,2 persen)
16. Mahfud MD (0,2 persen)
17. Muhaimin Iskandar (0,0 persen).