
'Banjir Jakarta dalam angka' tidak mencantumkan semua data kejadian banjir yang pernah terjadi di Ibu Kota. Wagub DKI Ahmad Riza Patria menegaskan pihaknya tidak menyembunyikan data banjir.
"Ini kan fakta dan data tidak ada data yang disembunyikan. Semuanya sesuai data dan fakta, tidak mungkin setiap tahun dipaparkan," kata Riza kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Pusat, Jakarta Pusat, Senin (22/2/2021).
Riza mengatakan data lengkap mengenai banjir yang pernah terjadi di Jakarta bisa diakses di website Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Pemprov DKI. Dia menyebut data yang diunggah di media sosial hanya data banjir besar akibat hujan ekstrem.
"Kalau teman-teman mau data setiap tahun, ada datanya, titik-titiknya, ada semua lengkap, silakan cek di Kominfo dan SDA. Ini data yang ditampilkan data yang banjir besar yang hujan-hujan ekstrem saja," katanya.
Riza memerinci banjir besar yang pernah terjadi di DKI Jakarta, yakni pada tahun 2002, 2007, 2013, 2015, 2020 dan 2021. Data tersebut dihimpun pada 20 Februari pukul 12.00 WIB.
"Jadi yang pasti ya teman-teman bisa lihat ini datanya sudah ada, terkait banjir Jakarta dalam angka, ini data 20 Februari sampai dengan pukul 12.00 WIB. Di sini yang diunggah hanya yang besar-besar saja, mulai dari 2002, 2007, 2013, 2015, 2020, 2021, banjir-banjir besar," ungkapnya.
Sementara itu, saat ditanya perihal data curah hujan yang tidak dicantumkan, Riza menyebut hal itu menjadi tupoksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Politikus Gerindra ini menyebut tidak semua data disiapkan oleh Pemprov DKI.
"Tidak semua data harus kami yang siapkan. Terkait jumlah curah silakan BMKG. Terkait jumlah kendaraan, umpamanya kecelakaan, silakan tanya ke polisi. Jangan semua ditanya ke Pemprov. Tugas kami memang memberikan pelayanan terbaik, tapi kami membagi-bagi tugas dan fungsi lainnya," katanya.
Seperti diketahui, PDIP menyoroti unggahan data banjir Jakarta dalam angka Pemprov DKI. BPBD DKI menjelaskan data yang dimasukkan hanya kejadian banjir besar.
"Data yang ditampilkan adalah data yang merepresentasikan kejadian banjir besar di Jakarta," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto, dalam keterangan pers tertulis di websiteppid.jakarta.go.id, Senin (22/2).