DKI Jakarta kemarin dikepung banjir akibat hujan deras. Hal itu turut menyebabkan dunia usaha merugi. Menurut perkiraan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), kerugian yang dialami bisa mencapai triliunan rupiah.
"Kami masih mendata UMKM yang ada di Hipmi, tentunya ini kami prediksi sudah bisa mencapai ratusan miliar juga hingga mungkin triliunan," kata Ketua Umum BPP HIPMI Mardani H Maming kepada detikcom, Minggu (21/2/2021).
Tapi itu masih angka kasar. Sebab, pihaknya masih melakukan pendataan. Setidaknya dari sisi operasional saja, kerugian yang ditaksir bisa mencapai Rp 6 miliar. Itu dengan asumsi ada 300 toko yang terdampak banjir.
"Kami bisa memprediksi kalau dari value operasional karena tidak bisa beroperasi, kalau misalkan ada 300 toko yang tidak beroperasi, omzetnya satu toko Rp 20 juta berarti lebih kurang ada Rp 6 miliar kerugian kalau dari sisi operasional," sebutnya.
Tentu saja kerugian yang dialami dunia usaha tidak hanya dari sisi operasional. Sebab, banjir turut merusak aset-aset yang dimiliki pelaku bisnis.
"Tapi tentunya ini bukan hanya sisi operasional, ini sisi aset dan lain-lainnya ini sangat terdampak karena kami lihat di sosial media memang banyak potensi kerugian yang dialami oleh masyarakat Jakarta pada banjir tahun 2021 ini," tambahnya