Image description
Image captions

Si ahli strategi itu, SBY, sekarang terjebak di dalam manuvernya sendiri. Manuver yang mendukung hasil pilpres curang. SBY terlalu jauh melangkah ketika menasihati Prabowo Subianto (PS) agar menerima kecurangan. Agar bertemu dengan Jokowi supaya perselisihan bisa “diselesaikan”.

SBY juga sangat gegabah menyampaikan ucapan selamat menang kepada Jokowi. Inilah tikaman dari belakang (back-stabbing) SBY yang akan berdampak kepada dirinya dan juga putra mahkota yang dia siapkan.

Tujuan SBY sangat mudah dibaca. Dia mendukung kecurangan KPU agar Jokowi terus menjadi presiden. Bagi SBY, sangat besar harapan untuk melanjutkan dinasti Yudhoyono dengan membonceng Jokowi. SBY menyuruh anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mendatangi Jokowi di Istana Bogor, 22 Mei 2019, sebagai langkah awal untuk mengemis jabatan. SBY pun bergegas menyampaikan ucapan selamat kepada Jokowi atas kemenangan curang versi KPU.

SBY tega ikut-ikutan menipu rakyat setelah hajat dirinya dan keluarganya tertunaikan. Hajat itu adalah pencapresan anaknya AHY pada pilpres 2024 tak jadi terblokir karena Partai Demokrat diterima Prabowo sebagai mitra koalisi. Andaikata Prabowo menolak, dan Jokowi sudah lebih dulu menolak, maka tertutuplah peluang AHY maju di pilpres 2024 sesuai peraturan yang berlaku.

Barangkali, skenario SBY ini mirip dengan kisah “menolong anjing yang terjepit”. Setelah jepitan dilepaskan, anjing langsung menggonggongi dan menerkam yang menolong.

Bersama Jokowi, SBY berharap AHY akan terus “floating” (timbul) di media massa. Selama lima tahun akan semakin dikenal masyarakat. Akan selalu diberitakan menjelang pilpres 2024 yang sangat dia nanti-nantikan. SBY membayangkan, setelah Jokowi menyelesaikan periode curangnya pada 2024, otomatis AHY akan berpeluang besar menjadi capres. Apalagi duit “is not an issue”. Duit bukan masalah.

Tetapi, SBY lupa bahwa orang bisa melihat tujuan terselubung di balik skenario licik itu.

Sekarang, publik menjadi semakin paham siapa SBY dan apa agenda pribadinya ketika berusaha mengelus-elus Prabowo agar menerima kecurangan pilpres. Saya sependapat dengan banyak orang yang mengatakan bahwa SBY hanya memikirkan kelanjutan dinasti kekuasaan keluarga dia saja. Omong kosong dia memikirkan nasib bangsa ini.

Culas. Khianat. Munafik. Ambisius. Hanya mementingkan diri dan keluarga. Padahal, rakyat berjuang keras untuk menegakkan keadilan, melawan penipuan pilpres.

Saya percaya, rakyat tidak akan memaafkan pengkhianatan SBY terhadap Prabowo. Permainan kotor SBY di pilpres 2019 ini hampir pasti akan terbawa ke TPS pilpres 2024 jika nanti AHY muncul sebagai salah satu capres. Rakyat akan menghukum kelicikan SBY dengan menenggelamkan anaknya, AHY.

Tidak tertutup pula kemungkinan Partai Demokrat akan terkena hukuman yang sama. Sebagaimana di pileg 2019 ini rakyat menghukum Partai Hanura, PPP, dan PBB. Nasib parpol-parpol ini tak terlepas dari kebijakan mereka yang mendukung kecurangan.

Sekali lagi, tak diragukan bahwa rakyat pemilih akan menghancurkan karir politik AHY akibat pengkhianatan yang dilakukan oleh SBY terhadap Prabowo. Rakyat tak akan lupa pada keculasan orang yang pandai berpura-pura ini.

*Penulis: Asyari Usman (wartawan senior). 0 swa