Image description
Image captions

Polisi masih menyelidiki siapa pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap kasir Indomaret yang juga mahasiswi Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Vera Otaviana (20).

Vera Oktaviana dibunuh dan dimutilasi di Penginapan Sahabat Mulia, Jalan PT Hindoli, Kelurahan Sungai Lilin, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.

Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara mengatakan, pelaku mutilasi diduga adalah pacar korban yang baru lulus TNI dan masih menjalani pendidikan militer.

Hal itu diketahui dari keterangan pemilik penginapan dan keluarga korban. Keluarga korban menduga Vera pergi bersama pacarnya sebelum ditemukan tewas.

“Dugaan sementara yang bersangkutan pacarnya korban dan menurut keluarga, berpacaran sudah 4 tahun. Keterangan didapat dari pengelola penginapan dan keluarga, termasuk penjual koper yang dibeli pelaku,” kata Zulkarnain di Mapolda Sumsel.

Dari hasil olah tempat kejadian (TKP) polisi menemukan 2 koper. Letaknya di di atas ranjang, dekat jasad korban dalam kondisi tanpa busana dan sudah membusuk.

Koper itu baru dibeli pelaku sebelum cek in bersama korban. Diduga, pelaku telah menyiapkan skenario untuk menghilangkan jejak dengan memasukkan mayat korban ke dalam koper untuk dibuang. Namun skenario itu urung dilakukan.

“Kita tidak tahu ya, cuma saat ditemukan ada koper di atas kasur. Saya lihat begitu. Tapi kami pun masih terus kumpulkan saksi-saksi,” ucap Kapolres Musi Banyuasin, AKBP Andes Purwati di RS Bhayangkara, Sabtu (11/5/2019).

Dugaan itu diperkuat dengan keterangan saksi di Penginapan Sahabat Mulia. Saksi melihat terduga pelaku dan korban datang sambil membawa dua koper yang baru dibeli.

“Semua masih diperiksa karena di lokasi tidak ada CCTV, koper berwarna hitam 2 buah berukuran sedang,” tambah Andes.

Diduga, karena skenario koper tidak jadi, maka pelaku memilih alternatif kedua dengan cara membakar jasad korban.

Hal itu diperkuat dengan temuan minyak tanah di dalam kamar. Lantai kamar dan kasur sudah disiramkan dengan minyak tanah.

Selanjutnya, pelaku membakar obat nyamuk. Di ujung lingkaran obat nyamuk dipasang pentol korek.

Obat nyamuk ini diduga sebagai timer untuk kebakaran. Jika obat nyamuk ini sudah terbakar habis, maka pentol korek akan menyala dan membakar minyak tanah yang sudah disiram di lanati.

Namun upaya ini gagal lantaran obat nyamuk padam di tengah atau sebelum sampai di pentol korek.

“Kami menemukan minyak tanah, korek, obat nyamuk dan pentol korek di dalam kamar. Kami menduga mayat ini mau dibakar,” kata Direktur Dit Reskrimum Polda Sumsel, Kombes Yustan Alviani.

“Obat nyamuk memang modusnya untuk timer, untuk membakar korban, tapi tidak sempat terbakar. Jadi nanti obat nyamuk terbakar dan kena pentol korek. Tapi pas di tengah obat nyamuknya mati,” tandas Yustan.0 psid