Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memprediksi vaksin virus corona atau Covid-19 baru tersedia kemungkinan membutuhkan waktu hingga tiga tahun.
"Saya tidak ingin berlebihan, rasanya perlu waktu satu, dua bahkan tiga tahun kita baru bisa mendapatkan vaksin yang bisa disuntikkan ke warga dalam jumlah yang besar," kata Riza dalam diskusi daring, Sabtu (4/7).
Dia menjelaskan prediksi tersebut didasarkan bila vaksin telah ditemukan beberapa bulan ke depan. Lanjut Riza, jika vaksin Covid-19 telah ditemukan itu harus melalui serangkaian uji coba kepada 10 ribu hingga 100 ribu orang untuk melihat hasilnya.
Setelah vaksin dinyatakan berhasil akan dimulai dengan memproduksi masal dan diekspor ke negara lain. Karena hal itu, dia menyatakan proses vaksin Covid-19 sangat lama, apalagi jumlah penduduk Indonesia mencapai ratusan juta orang.
"Bila ada 270 juta penduduk Indonesia kalau sehari satu juta saja sudah hampir setahun. Pertanyaan selanjutnya apakah bisa menyuntikan satu juta satu hari," ucapnya.
Saat ini hal terpenting kata Riza yakni masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan terkait Covid-19. Mulai dari penggunaan masker hingga cuci tangan.
"Jadi suatu fashion kita menggunakan masker, pakai faceshield, cuci tangan, jaga jarak tidak kerumunan," jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di Jakarta diperpanjang selama 14 hari ke depan.
Keputusan itu berdasar hasil rapat Gugus tugas Covid-19 DKI Jakarta. "Kesimpulan rapat gugus tadi disimpulkan, bahwa PSBB transisi yaitu kegiatan masih kapasitas 50 persen akan diteruskan 14 hari ke depan," kata Anies dalam Konpers daring, Rabu (1/7).
Anies menyebut hasil penilaian tim fakultas kesehatan masyarakat UI, Jakarta mendapat skor 71 yang artinya bisa dapat dilakukan pelonggaran PSBB.
"Apabila skor di batas 70 boleh pelonggaran," kata Anies.