Image description
Image captions

DKI Jakarta disebut-sebut sebagai epicentrum penyebaran virus Corona atau Covid-19. Salah satunya karena tingkat penyebaran virus yang tinggi, banyaknya orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif Corona.

Sejumlah permukiman warga di Jakarta menerapkan pengetatan akses masuk dengan berbagai cara. Ada yang menutup jalan-jalan tikus dan hanya membuka satu jalan utama. Sebagian menyebut langkah ini sebagai bagian dari karantina wilayah versi warga.

Ketua Forum RT/RW DKI Jakarta, M Irsyad mengakui pelaksanaan karantina wilayah berdasarkan RT dan RW di Jakarta sudah dilakukan. Dia menyebut karantina tersebut rata-rata berdasarkan inisiatif warga.

"Jadi karantina itu ada yang karena inisiatif warga karena mereka melihat pemberitaan media baik cetak, online, TV, " kata Irsyad, seperti dilansir Liputan6.com, Kamis (2/4).

Namun ada pula permukiman warga yang melakukan karantina wilayah berdasarkan imbauan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dia menyebut mekanisme karantina wilayah yang dilakukan itu berupa pembatasan akses keluar-masuk hingga penyemprotan disinfektan.

"Itu untuk gampang ngetracknya bila ada kunjungan dari luar wilayah, untuk mempermudah saja. Kita enggak ngeblok sama sekali," ucapnya.

Instruksi Gubernur

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan surat edaran mengenai perlindungan dan pencegahan penularan pada masyarakat yang memiliki risiko tinggi terhadap Corona. Surat edaran ini dikeluarkan lantaran jumlah kasus positif di Jakarta cukup tinggi.

Pada surat bernomor 7 tahun 2020 itu, Anies menyerukan perangkat desa mulai tingkat lurah, RW, RT, PKK, berperan aktif mendata warganya berpotensi tinggi terpapar virus Corona.

Adapun masyarakat rentan terpapar, berdasarkan surat edaran tersebut yakni; masyarakat yang lanjut usia (diatas 60 ), penderita tekanan darah tinggi, pengidap penyakit jantung, pengidap diabetes, pengidap paru-paru, dan pengidap kanker.

Anies juga menyerukan selama proses pendataan para perangkat desa terlebih dahulu menguasai tentang gejala Corona. Agar sosialisasi mengenai pencegahan virus Corona berjalan dengan maksimal.0